Apakah artinya?
Artinya apabila tulang dikenai sebuah beban, selama tidak melebihi batas kemampuannya, tulang tersebut justru akan dirangsang untuk menyesuaikan diri. Hal inilah yang mendasari peran olahraga dalam pemeliharaan dan peningkatan kepadatan tulang. Ketika kita berolahraga, terutama olahraga yang melibatkan latihan kekuatan otot (weight bearing) akan terjadi kontraksi otot yang menimbulkan tarikan terhadap tulang. Tarikan pada tulang ini akan memicu tulang untuk membentuk sel-sel tulang yang baru.
Itulah sebabnya bagi penderita osteoporosis, olahraga atau latihan jasmani merupakan salah satu terapi untuk memperlambat penurunan masa tulang. Selain untuk memperlambat penurunan masa tulang, olahraga juga dapat memodifikasi faktor risiko jatuh seperti dapat meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan. Secara keseluruhan, latihan fisik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita osteoporosis.

Tabel. Program Latihan Fisik pada Osteoporosis
OSTEOPOROSIS : EXERCISE PROGRAMMING | ||
JENIS | TUJUAN | INTENSITAS/FREKUENSI/DURASI |
AEROBIK Berjalan Bersepeda Berenang Senam aerobik | Meningkatkan/mempertahankan kapasitas fungsional | Intensitas sedang 3 – 5 hari/minggu 20 – 30 menit/sesi |
KEKUATAN Dumbbells Calisthenics Alat beban | Meningkatkan kekuatan lengan, bahu, kaki dan panggul Memberi pembebanan pada otot panggul dan punggung | 50% kemampuan (tingkat kesulitan 3-4 dari skala 1-10) 2 – 3 sets, 8 repetitions 2 – 3 hari/minggu (tak berurutan) |
FLEKSIBILITAS Stretching Latihan peregangan | Meningkatkan/mempertahankan fleksibilitas | 5 – 7 hari/minggu |
FUNGSIONAL Latihan koordinasi dan keseimbangan | Meningkatkan/mempertahankan aktivitas sehari-hari | |
Satu hal yang penting diperhatikan bagi penderita osteoporosis adalah jangan melakukan gerakan menekuk berlebihan pada sendi punggung maupun leher. Hal ini berlaku bukan hanya pada olahraga, tetapi juga pada aktivitas sehari-hari, misalnya saat mengangkat barang berat harus menekuk lutut sehingga punggung tidak membungkuk terlalu banyak.
